Makassar – Pasangan calon nomor urut 3, Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) dinilai mempunyai kekuatan tersendiri untuk menggaet suara di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar 27 November 2024 mendatang.
Penilaian itu diberikan oleh dua pengamat politik, Dr Abdi dari Unismuh Makassar dan Dr Andi Ali Armunanto Unhas saat menjadi narasumber di kegiatan diskusi Komunitas Jurnalis Politik (KJP), Rabu (25/9) yang berlangsung di Warkop Lorong Alauddin.
“Calon ini punya gaya bertarung cukup berbeda,” kata Ali Armunanto.
Ali menilai kalau INIMI masih relevan untuk menggunakan strategi basis akar rumput yang cukup efektif untuk menggaet suara pemilih di Kota Daeng.
“Gaya bertarung INIMI kemungkinan besar ikut cara pak Danny yang mengandalkan akar rumput yang cukup efektif dan hasilnya signifikan,” lanjut pengamat politik asal Universitas Hasanuddin, Ali.
Sedangkan pengamat politik dari Unismuh Makassar, Dr Abdi menganggap kalau pemilih di Kota Makassar masih masuk dalam kategori pemilih yang normal.
Sehingga pasangan INIMI direkomendasikan untuk mengubah pemilih normal menjadi abnormal untuk menciptakan daya tarik politik tersendiri.
Ia kemudian mengumpamakan pemilih abnormal seperti kreatifitas digitalisasi sebagai alat kampanye politik digital.
Sebab, kata Abdi, kreatifitas digitalisasi politik saat ini sangat efektif untuk menciptakan daya tarik pemilih di Pilwalkot Makassar seperti yang dilakukan senator terpilih DPD RI dengan perolehan suara terbanyak, yaitu Komeng.
“Dari grafik yang ada, pemilih kota Makassar ini masih dalam wilayah normal. Nah sekarang bagaimana paslon membentuk pemilih menjadi up-normal. Misalnya bermain didunia digital yang menyenangkan. Yaitu kreatifitas digitalisasi. Contohnya komeng yang memperlihatkan fotonya yang berbeda dari pada calon DPD RI yang lain,” jelas Abdi.
Menarik lagi, jika membandingkan keempat pasangan calon. secara historis, kubu diendorse Danny dan eks Wali Kota dua periode IAS memiliki potensi menang besar di Pilwali 2024.
“Secara pengalaman INIMI diendorse pak Danny Pomanto selaku Wali Kota dua periode saat ini dan Munafri-Aliyah diendorse pak IAS hitung-hitungan dan penguasaan lapangan mampu diperhitungkan,” ujar Andi Ali Armunanto.
Sementara, kata Dr Abdi ketika cara berhitung pengalaman mentor dua pasangan dimaksud dan masuk ke karakteristik pemilih, maka INIMI dinilai memiliki peluang lebih.
“Jika bicara mentor pengalaman tentu menarik, hanya dua paslon. Namun ketika kita bicara karakteristik paslon INIMI berpeluang karena adanya kolaborasi gender dan milenial (Ilham) yang dampingi,” tutupnya.
Namun, kedua pengamat tersebut sepakat. Hasil akhir tergantung bagaimana tim pemenangan keempat Paslon mengemas kandidatnya sesuai kriteria dan karakteristik pemilih di Kota Makassar yang memiliki daftar pemilih hingga satu juta pemilih.