Analisa Pakar Politik Soal Head to Head di Pilgub Sulsel, Dia Save Sulsel atau Andalan Hati Lebih Dominasi?

banner 300300

Makassar – Dua pasang bakal calon secara resmi mendaftarkan diri ke KPU Sulawesi Selatan, Kamis (29/8) lalu. Mereka yakni Ir Moh Ramdhan Pomanto berpasangan Ketua DPW PKB Sulsel.

Kemudian pasangan calon lainnya, merupakan petahana gubernur, Andi Sudirman Sulaiman yang meminang Anggota DPR RI Dapil I terpilih sekaligus Istri ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse, Fatmawati Rusdi.

Pakar politik Universitas Hasanuddin Makassar Prof Sukri Tamma mengungkapkan pertarungan pemilihan calon kepala daerah Sulsel bakal berlangsung sengit. Ihwal kesengitan itu dikarenakan tidak ada kandidat dominan dalam gelanggang.

“Yang pertama yang saya mau bilang apa, tidak ada pasangan yang dominan dalam kondisi ini karena masing-masing punya kelebihan dan masing-masing punya kekurangan,” kata Prof Sukri Tamma kepada bacaonline, Sabtu (31/8).

Kendati begitu, Pilkada cenderung melihat petahana atau inkumben sebagai momok yang paling serius menapaki langkah Pilkada, sebab sudah memiliki perangkat dan jaringan saat menjabat. Namun, tidak dengan Andi Sudirman yang dinilai hanya meneruskan kepemimpinan Gubernur Sulsel sebelumnya, Prof Nurdin Abdullah.

“Andi Sudirman meski pernah jabat gubernur begitu, mestinya lebih bisa menjangkau 24 kabupaten/kota cuman memang harus kita lihat secara objektif, namun perlu diliat saat beliau menjabat ada di masa-masa akhir, ada kondisi dan kelemahannya terkait mutasi promosi SDM. Dan kisruh Sekda tidak pernah selesai baru belakangan ini selesai,” paparnya.

Secara geopolitik, wakil Andi Sudirman saat pencoblosan 27 November mendatang tidak menunjukkan suara signifikan secara kefiguran untuk mendompleng. Kekuatan Fatma hanya didorong mesin politik Nasdem.

“Sedang fatma, ukurannya, tidak terlihat, saat menjadi wakil berhenti di tengah jalan, kita tidak tahu, saat ini terpilih anggota DPR lalu mundur untuk maju, kita belum banyak tahu pengalaman pemerintahan yang akan membantunya nanti,” terangnya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas ini menilai kerja-kerja mesin politik Nasdem sudah teruji dalam Pemilu 2024 di Sulsel mampu menggeser dominasi Golkar sebagai pemenang Pemilu 2019 dan mempertahankan kursi ketua DPRD Makassar dan beberapa daerah lain. Hal ini menjadi warning bagi pasangan DIA yang hanya didukung 3 partai parlemen dan 3 partai nonparlemen.

“Ini (Andalan Hati) dibek up basis sosial politik cukup kuat, ada kakaknya, Mentan saat ini sekaligus pengusaha dan diasumsikan dekat dengan presiden terpilih prabowo dan politik. Andalan hati Jika bicara kedaerahan Ajattapareng misalnya, tidak bisa diukur atau diklaim jadi teritori Andalan Hati, karena ada sejarah saat Pilkada 2018 saat Fatma jadi calon Bupati,” katanya.

Sementara Danny Pomanto dan Azhar (Dia Save Sulsel) merupakan pasangan ideal untuk kategori birokrasi berpangalaman dan politikus yang bisa diperhitungkan.

“Pak Danny Pomanto kita bicara Makassar, karena itu yang terukur dua kali maju dua kali menang angka cukup signifikan hampir selalu 40 (percentase) dan 40 (persentase), meski tidak terlepas dari kerja tim dan wakilnya,” ujar Prof Sukri.

Kerja-kerja terukur Danny Pomanto di Makassar, keberhasilan meraih penghargaan-penghargaan secara personal dan prestasi secara kelembagaan dan kinerja terukur ini dinilainya akan disematkan ke kepemimpinan siapa saat itu (Danny Pomanto).

Nama Danny Pomanto masih mendominasi di Kota Makassar, tetapi bicara Pilgub Sulsel berbicara 23 daerah lainnya. Prof Sukri menambahkan, ini menjadi emban tugas wakilnya, Azhar Arsyad untuk mampu mendompleng suara dan merebut hati masyarakat.

“Nah inilah membek up aspek itu, namun baru mencuat nama di akhir, tetapi nama baru muncul di akhir-akhir Azhar bukan orang baru dalam dunia politisi dan legislator memiliki basis tersendiri dengan beragam variabel keorganisasian,” tambah dia.

Sejauh ini head to head di Pilgub Sulsel diyakini cukup berimbang, bagaimana kerja-kerja tim dan struktural bekerja untuk memaksimalkan kelebihan dan kekurangan untuk mendompleng suara dan hati rakyat Sulawesi Selatan menjadi kunci kemenangan kandidat tersebut.

banner 500350
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments