Eks Dirut Persiba Jadi Bos Gede Narkotika Rp2,1 T, Ketua Karang Taruna: Kita Kawal

banner 300300

Makassar – Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri mengungkap keterlibatan Catur Adi Priyanto (CAP), mantan Direktur Persiba Balikpapan dalam jaringan narkoba senilai Rp2,1 triliun.

Polisi telah menyita enam unit mobil mewah milik Catur Adi Priyanto yang diduga merupakan hasil dari bisnis haram tersebut.

Direktur Tipidnarkoba Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Polisi Mukti Juharsa, menyatakan bahwa CAP merupakan bandar narkoba yang mengendalikan peredaran sabu dari dalam Lapas Kelas II-A Kota Balikpapan.

Penangkapan CAP dilakukan bersama dua tersangka lain, K dan R, yang diduga sebagai pemilik rekening yang menyimpan uang hasil penjualan narkoba yang dikendalikan CAP.

“Tersangka CAP merupakan bagian dari jaringan narkoba yang cukup besar. Mobil-mobil mewah yang disita ini merupakan sebagian dari hasil kejahatannya,” ujar Brigjen Mukti Juharsa dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.

Polisi belum merinci jenis dan merek keenam mobil mewah tersebut. Namun, penyitaan ini menjadi bukti nyata kekayaan yang diperoleh CAP dari bisnis narkobanya.

Ketua Karang Taruna Kota Makassar, Muhammad Zulkifli dalam sebuah pernyataan tertulis menyampaikan keprihatinannya atas kasus ini.

Ia menyinggung data Badan Narkotika Nasional (BNN) sebelumnya yang menunjukkan bahwa narkoba senilai Rp1,2 triliun berpotensi merusak 1,5 juta orang. Dengan demikian, narkoba senilai Rp2,1 triliun yang kini terungkap, menurutnya, berpotensi merusak hingga 3 juta jiwa.

“Ini kejahatan luar biasa. Jika bapak Presiden Prabowo Subianto tidak bisa mengawal kasus ini hingga pelaku mendapatkan hukuman mati, maka saya berani katakan bahwa pemberantasan narkoba dalam program asta cita hanya omong kosong besar,” tegas Zulkifli.

Terakhir, Zul yang Ketua Brigade Muslim ((BMI) Indonesia itu juga khawatir dengan jumlah besar tersebut, tentu bisa didistribusikan ke berbagai daerah, salah satunya Kota Makassar atau di Sulawesi Selatan.

“Ini kejahatan luar biasa. Ini sesuatu yang sangat mengerikan apalagi jika dia memiliki jaringan ke Sulsel. Olehnya itu bapak presiden harus mengatensi masalah ini,” pungkasnya.

banner 500350
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments