BACAONLINE.ID, MAKASSAR – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Republik Indonesia Rachmat Kaimuddin mengaku, siap mendukung kebutuhan listrik PT. Huadi Group, perusahaan yang berlokasi di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA).
Rachmat mengungkapkan, pertemuan dirinya dengan Pj Gubernur Sulsel juga membahas bagaimana investasi di Sulsel bisa terus tumbuh khususnya di sektor pertambangan dan smelter.
“Sama listrik Huadi itu kami harus pikirkan semua untuk kepentingan investasi di Sulsel ini pak gubernur,” kata Rachmat kepada Pj Gubernur Sulsel, Jumat (3/11/2023).
Apalagi, berdasarkan penyampaian Pj Gubernur Sulsel kebutuhan listrik di Huadi Group mencapai 1.000 Mega Volt Ampere (MVA). Belum lagi di Sorowako dan PT. Vale membutuhkan MVA yang lebih tinggi dari Huadi Group.
“Jadi kita bahas soal kebutuhan listrik perusahaan smelter, termasuk di Morowali, Vale dan Huadi di Bantaeng. Apalagi Vale itu mau kasi naik kapasitasnya,” terangnya.
Untuk itu, kata Rachmat, menjadi tugas dan tanggung jawab Menko Marves RI untuk memastikan kebutuhan listrik para investor masuk berinvestasi di Provinsi Sulsel. “Kalau soal listrik tugas saya dan teman-teman ini untuk melihat dan mengusahakan”. Tegas Rachmat.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mengaku, sangat senang kedatangan Deputi Menko Marves di Makassar. Ia menyampaikan kondisi Sulsel saat ini kekurangan daya listrik, terutama kebutuhan perusahaan smelter.
“Pertama saya masuk di sini (Sulsel). Saya silaturahmi ke semua instansi-instansi baik BUMN maupun instansi vertikal lainnya. Termasuk PLN sudah saya datangi,” pungkasnya.
Menurut dia, sangat disayangkan, kendala investasi masuk di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) adalah kebutuhan energi listrik. Diketahui, saat ini Huadi Group baru memakai 230 MVA listrik. Padahal, kata dia, harusnya minimal 1.000 MVA baru bisa terpenuhi kebutuhan, termasuk untuk ketiga perusahaan yang akan masuk di KIBA.
“Huadi itu saya sudah ke sana, ada tiga perusahaan yang mau masuk. Tapi dia butuh listrik sampai 1.000 MVA. Ini masih kurang. Bayangkan ada perusahaan yang antri mau masuk investasi di sana,” harap sang Pj Gubernur Sulsel itu.