Luwu – Pihak Kedatuan Luwu menerima kehadiran dari Calon Gubernur Sulawesi Selatan nomor urut 1, Danny Pomanto di Istana Langkanae Kedatuan Luwu, Minggu (03/11).
Kehadiran Danny disambut dengan meriah dengan adat khas kedatuan luwu yang dikemas dalam prosesi mappaisseng ale atau manggolo. Kegiatan ini juga dihadiri oleh dewan adat 12 serta tamu kehormatan lainnya.
Perwakilan Dewan Adat, A. Abdullah Sana’ Kaddiraja, Opu To Sulolipu (Opu keni Dapo dapo) mengatakan hadirnya Danny Pomanto ini dianggap sebagai suatu kehormatan besar bagi kedatuan Luwu.
Dimana Danny dianggap bisa menjungjung tinggi adat Mappisabbi atau datang Mappasikatau ke Kedatuan Luwu sebagai salah satu kerajaan besar yang bersejarah di Sulsel.
Dia mengatakan kunjungan Danny Pomanto ini bukan sebagai tamu tapi sebagai anak yang lagi pulang ke kampung halamannya.
Sebelumnya, A.Abdullah ini mencari tahu silsilah keturunan Danny Pomanto. Awalnya, Ia mendapat info bahwa Danny ini asli Gorontalo namun ia membuka referensi sejarah. Ternyata Gorontalo dan Luwu punya kesatuan yang sama. Yakni sama-sama menganggap Sawerigading nenek moyangnya.
“Membuka referensi saya di dalamnya ada makalah Prof Andi Zainal Abidin mengatakan Sawerigading adalah mitos. Jadi demikian kami juga keturunannya adalah mitos. Dan sawerigading ini juga perjuangan besar di Gorontalo. Berangkat dari situ Gorontalo ini juga mengatakan Sawerigading ini adalah nenek moyangya,” paparnya
“Jadi bapak ini bukan tamu tapi ia lagi pulang kampung sekarang ke Luwu. Dia anak kami,” sambungnya.
Oleh karena itu, Dia mengatakan apa yang dibutuhkan dan diinginkan Danny Pomanto pihak kedatuan Luwu juga harus mendukung dan memberikan yang terbaik agar pemberian pihaknya tidak sia-sia.
“Mencapai apa yang diinginkan menjadi pemimpin di Sulsel. Seperti waktu pak SYL ada di posisi yang sama dengan pak Danny sekarang. Dia juga mappatabe disini. Kita menjaga bagaimana turunan kita tetap baik,” inginnya.
Danny pun berterima kasih dan merasa terhormat atas sambutan yang luar biasa di Kedatuan Luwu ini. Katanya, ini bagian dari penghargaan dari sejarah.
“Prinsipnya ingin belajar dan berguru kepada sejarah adalah hal terpenting bagi kehidupan ini. Jika ingin masa depan baik maka belajarlah kepada sejarah dan budaya. Itu ada dalam perintah Allah dalam surah Alfatiha,” ungkap Danny.
Berdasar dari itu, kehadiran Danny hingga ke tanah Luwu. Ingin belajar dan ingin diajari bagian sejarah yang harus dibawa ke masa depan.
Pada kesempatan ini pula Danny juga mendapatakan pin yang disematkan langsung oleh Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiradja Opu To Sattiaraja.
Adapun prosesi adat yang berlangsung diawali dengan turun dari kendaraan dijemput di Tabu-tabuan dilanjut dengan prosesi Ri Riwata Lawolo, Ri Paduppai Lellung, Ri Duppai Tari Padduppa, Ri Passesu’ri Manrawe Ri Pallejja’ri Tallettu’.
Tiba di tangga Istana dilangsungkan Ri Pattudu Umpa Sikati, Ri Pakurrusumanga: Ri Ampori Wonne’ Ulaweng, Ri Paccekke’/Ri Appiri.
Selanjutnya naik dan masuk ke Salassae dengan dituntun Sanro Pallawolo’.