Makassar – Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Dr Ibnu Hadjar Yusuf menanggapi pernyataan Wapres RI ke-10 dan 12 HM Jusuf Kalla terkait gelar bangsawan “Andi” Jenderal M Jusuf yang ditanggalkan saat banyak orang berburu gelar tersebut.
Menurut dia, Jusuf Kalla (JK) adalah tokoh bangsa yang patut diteladani. Selain itu JK adalah sosok panutan bersahaja, tegas, dan rendah hati.
“Pak JK selalu hadir diruang publik memberi energi spirit perubahan dan pencerahan, memberi ruang edukasi dan tidak tertarik atau tidak mau terjebak dalam kerangka feodalisme yang baginya tidak jaman lagi ya mungkin saja pak JK ini adalah gaya kampungan dan kolot,” ujar Ibnu Hadjar Yusuf.
Pidato itu disampaikan JK saat menghadiri undangan seminar Internasional “4 Ethos 4 Jusuf” membahas tokoh besar Indonesia. Mereka yang dibahas yakni, Jenderal M Jusuf, Syekh Yusuf, Badroddin Jusuf (BJ) Habibie dan Jusuf Kalla.
Ibnu Hadjar Yusuf menambahkan, karakter orang yang dimaksud JK adalah orang terkesan memaksa dihormati dan dihargai sebagai bangsawan dari Bugis, namun dengan membohongi khalayak.
“Justru orang yang kencang berburu Andi ini adalah penciri orang dari bukan garis keturunan bangsawan yang kemudian dipaksakan, akhirnya publik menilai gelar Andi lemah dan patut dipertanyakan, saya khawatirnya gelar kebangsawan pun menjadi kebohongan publik. Artinya kita selalu saling menghargai menghormati keturunan bangsawan kalau itu jelas dan asli garis keturunannya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wapres ke-10 dan 12 JK menyentil orang-orang yang berburu gelar bangsawan Andi saat tokoh sebesar Jenderal M Jusuf mengungkapkan ke publik untuk menanggalkan gelar bangsawanannya tersebut.
Jusuf Kalla mengisahkan bahwa Jenderal M. Jusuf mengumumkan keputusannya di depan banyak orang agar tidak lagi dipanggil dengan gelar tersebut.
“Mulai besok, nama saya cukup Muhammad Jusuf. Jangan panggil saya Andi lagi, titik.’ Begitu ucap beliau dengan tegas,” kenang JK.
Keputusan ini menunjukkan keteguhan hati Jenderal M. Jusuf, yang tidak tergoda dengan kehormatan semata. Hal ini, menurut JK, sangat berbeda dengan banyak orang saat ini yang justru berlomba-lomba meraih gelar demi prestise.
“Kenapa beliau melepas gelar Andi, padahal orang lain sedang berburu gelar tersebut?” ujar dia.
Kegiatan tersebut dihadiri putra mendiang Presiden RI ke-3 Prof BJ Habibie, Ilham Habibie, Hamid Awaluddin, Budayawan Anhar Gonggong, Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa, Prof Noorhayati Rahman, Makoto Ito, Ebrahem Rasool, Douglas Laskowskie dan Dr Taslim Arifin.