Makassar – Aksi demontrasi puluhan mahasiswa asal Papua berakhir dengan anarkisme di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (02/12) kemarin.
Mulanya mereka melakukan aksi demontrasi di depan Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Lanto Dg Passewang.
Aksi berlangsung normal, namun beberapa peserta demo mulai melakukan provokasi dan perusakan fasilitas umum.
“Mereka ada pemberitahuan aksi dan seharusnya berjalan damai. Kami mengimbau untuk tetap tenang, tapi mereka tetap melempari aparat yang berjaga,” kata Kapolrestabes Makassar Mokhamad Ngajib.
Mereka terus melempari dan melakukan perusakan. Polisi akhirnya melakukan tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata untuk memukul mundur.
“Fasilitas umum ada yang rusak jadi kami lakukan tindakan dan memukul mundur,” pungkasnya.
Sehari sebelumnya, Ketua Brigade Muslim Indonesia Muhammad Zulkfifli sudah mewanti aksi mahasiswa Papua tersebut bisa saja disusupi aksi “Free West Papua” dan mengimbau mahasiswa melakukan aksinya dengan tertib.
“Sehari sebelum aksi mahasiswa asal Papua itu. Saya telah menghimbau adek-adek mahasiswa Papua agar tidak terprovokasi oleh ajakan kelompok pendukung gerakan Papua merdeka agar turut melakukan aksi dalam rangka memperingati hari kemerdekaan papua di Makassar dan lebih fokus untuk belajar dan mengasah keterampilan agar kelak dapat membangun Papua yang lebih baik,” kata dia kepada bacaonline, Selasa (03/12).
“Ini adalah pesan dari saya kepada adik-adik sebelum melakukan aksi. Kami dari BMI juga tetap turun ke arena sebagai bentuk komitmen kami untuk membela marwah NKRI, untuk menjaga agar monumen Mandala (simbol perjuangan Irian Barat) agar tidak dinodai oleh pendukung gerakan Papua merdeka,” ujar Zul yang juga merupakan Ketua Karang Taruna Kota Makassar itu.
“Ini kami lakukan karna mengibarkan bendera pemberontak Papua merdeka di monumen Mandala sama halnya menghina seluruh rakyat Indonesia menghina seluruh leluhur kami yang telah membebaskan irian barat sehingga kembali ke pangkuan ibu Pertiwi,” imbuh Zulkifli.
Zul menyebut BMI, TNI dan Polri memberikan ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan aspirasi. Aksi yang berakhir bentrok itu kemudian menjadi ruang untuk TNI Polri melaksanakan tugasnya.
“Di lokasi kami telah sepakat untuk tetap memberi ruang kepada sodara kita dari aparat kepolisian dan TNI untuk melaksanakan tugasnya. Saudara saudara kita dari kepolisian telah mengingatkan adik adik mahasiswa Papua, bahkan telah berupaya melakukan negosiasi damai dengan mereka demi menghindari terjadinya bentrok antara kelompok pendukung Papua merdeka dan pro NKRI,” imbuh Zulkifli.
Pihaknya ikut pun prihatin karena para mahasiswa asal Papua sepertinya semakin terprovokasi untuk tetap bersikeras mengibarkan Bendera Bintang Kejora di Monumen Mandala.
“Kami sudah berusaha mengingatkan, begitu hormatnya kami kepada saudara kami anak mahasiswa Papua sehingga kami di BMI terus berupaya mengingatkan adik-adik kita, lewat vidio edukasi, kita bersaudara, jangan terprovokasi, mari saling menjaga dan saling menghormati. aparat juga telah berusaha berusaha menempuh cara damai agar mereka mengurungkan niat untuk melakukan aksi demo menghindari benturan tetapi mereka malah semakin beringas melemparinaparat dan merusak fasilitas umum,” ujarnya.
Kendati sempat terjadi gesekan, dirinya dan aparat yang mengawal aksi tersebut berhasil meredam eksalasi bentrok dan memukul mundur mahasiswa Papua hingga merangsek ke Asrama Papua.