Makassar – Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan 12, Jusuf Kalla mengenang sosok Jenderal M. Jusuf sebagai prajurit yang gagah berani dan sangat dekat dengannya.
Hal ini disampaikan oleh JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, saat menjadi narasumber dalam acara “4 Ethos 4 Yusuf” di Ballroom Hotel Unhas pada 2 September 2024 kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, JK menceritakan tentang keputusan Jenderal M. Jusuf untuk melepaskan gelar “Andi” gelar kebangsawanan yang sangat dihormati di Sulawesi Selatan.
Jusuf Kalla mengisahkan bahwa Jenderal M. Jusuf mengumumkan keputusannya di depan banyak orang agar tidak lagi dipanggil dengan gelar tersebut.
“Mulai besok, nama saya cukup Muhammad Jusuf. Jangan panggil saya Andi lagi, titik.’ Begitu ucap beliau dengan tegas,” kenang JK.
Keputusan ini menunjukkan keteguhan hati Jenderal M. Jusuf, yang tidak tergoda dengan kehormatan semata. Hal ini, menurut JK, sangat berbeda dengan banyak orang saat ini yang justru berlomba-lomba meraih gelar demi prestise.
“Kenapa beliau melepas gelar Andi, padahal orang lain sedang berburu gelar tersebut?” lanjut JK.
Selain itu, JK juga mengisahkan peran Jenderal M Jusuf dalam menumpas pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan. Meski mendapat perintah dari atasan untuk menangkap pimpinan kelompok, Kahar Muzakkar, Jenderal Jusuf menolak perintah tersebut karena tidak ingin dianggap sebagai pengkhianat.
Menurut Jusuf Kalla, Jenderal M. Jusuf adalah sosok pemimpin yang memiliki keberanian, kecerdasan, ketegasan, dan kejujuran, serta patut dijadikan teladan dalam kepemimpinan.
Di akhir ceritanya, JK mengenang momen lucu ketika Jenderal M. Jusuf memintanya saat itu JK sudah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) untuk membawa bunga ke Makassar.
Ketika JK menolak dengan alasan bahwa ia adalah seorang Menko, Jenderal Jusuf dengan santai berkata, “Ah, tidak ada itu Menko-menko!” Pernyataan itu langsung disambut tawa dari hadirin yang mendengarnya.